26.4.11

Layar sentuh

Pada awal mulanya ponsel menggunakan layar monocrom dengan ukuran yang kecil sehingga ada  ponsel yang menu pesan singkatnya tulisan tampil bergerak kesamping ( kanan ke kiri ), kemudian muncul layar yang agak besar dengan tulisan atas ke bawah untuk tetapi masih monocrom. Beberapa waktu kemudian ponsel menggunakan layar warna dengan berbagai teknologi layar warna yang terus disempurnakan.
Teknologi layar terus berkembang hingga ponsel mulai menggunakan layar sentuh, ada beberapa kategori layar sentuh sebagai berikut:

1. Resistive Screen
Layar  dengan dua lapisan Konduktif dan Resistif serta lapisan pemisah yang transparan diantara kedua lapisan tersebut.
Lapisan konduktif adalah lapisan yang mudah menghantarkan sinyal listrik sedangkan lapisan Resistif adalah lapisan yang menahan arus listrik. Pada lapisan Konduktif ini ada arus listrik mengalir yang dijadikan sebagai arus referensi, ketika ada sentuhan dua lapisan akan saling berhubungan dan terjadi gangguan arus listrik referensi yang kemudian digunakan untuk menentukan koordinat dan posisi dari sentuhan tersebut.

2.Capasitive Screen
Layar dengan pembungkus bersifat kapasitif pada seluruh permukaan panel dan dilengkapi lapisan berbahan Indium Tinoxide yang mampu menghantarkan arus listrik untuk diteruskan ke sensor.
Layar ini memanfaatkan muatan listrik tubuh sehingga bekerja dengan sentuhan stylus atau jari. Saat posisi normal sensor akan mengingat nilai arus listrik sebagai nilai referensi dan ketika ada sentuhan nilai referensi akan berubah sebab arus listrik yang berubah masuk sensor. Nilai perubahan tersebut digunakan untuk mengetahui posisi dari sentuhan hasil kerja kontroler yang berada di empat sudut  layar.

3. Surface Acoustic Wave System
Layar yang memanfaatkan gelombang ultrasonik sebagai detektor dipermukaannya tanpa pelapis metalik dan tanpa lapisan sensor, sebuah lapisan kaca ditempatkan diatasnya. Terdapat dua tranduser pengirim dan penerima serta reflektor guna menjaga agar gelombang ultrasonik tetap berada pada layar.
Ada dua tranduser pada posisi vertikal dan dua tranduser pada posisi horizontal. Ketika layar disentuh ada gelombang yang diserap oleh sentuhan, ketika disentuh jari maka akan membuat perubahan bentuk gelombang yang dipancarkan dan perubahan ini diterima penerima untuk diterjemahkan sebagai data ke kontroler.

Cara kerja SMS

Beberapa pengguna ponsel sering mengutak-atik fitur fitur yang tersedia pada ponselnya, diantara yang sering di otak atik adalah fitur Pesan Singkat ( SMS ). Dalam fitur Pesan Singkat ada menu nomor pusat pesan, batas waktu pengiriman dan sebagainya yang semuanya bisa dirubah. Beberapa pengguna ponsel yang masih awam dengan ponsel sering kali merubah nomor pusat pesan ( SMSC)sehingga tidak bisa mengirim atau menerima pesan singkat.

SMSC adalah sistem yang mengelola pesan singkat dalam jaringan tanpa kabel. Cara kerja  SMSC ketika pengguna ponsel mengirim pesan singkat maka pesan singkat tersebut akan masuk ke SMSC terlebih dahulu lalu SMSC meneruskannya ke tujuannya.
Tugas utama SMSC adalah mengatur proses pesan singkat, bila penerima dalam kondisi memungkinkan maka pesan singkat tersebut dikirimkan ke tujuan  dan bila tidak memungkinkan ( seperti ponsel dalam keadaan mati) maka pesan singkat tersebut akan disimpan terlebih dahulu di SMSC menunggu tujuan pesan dalam kondisi memungkinkan
SMSC juga dinamakan Store dan Forward Operation.

Interaksi dengan ABK

Terkadang diantara kita sering menjumpai teman teman difabel (penyandang cacat) yang tampaknya memerlukan bantuan ketika beraktifitas seperti kesulitan naik tangga, ragu ragu menyebarang jalan dan sebagainya , tentu dalam pikiran kita masing masing ingin menolong tetapi kadang bingung bagaimana caranya karena ada teman teman difabel yang terkadang memang tidak mau di tolong atau mereka ingin mandiri.
Beberapa hal yang harus di lakukan sebelum berinteraksi dengan teman teman difabel antara lain :
1. Bertanyalah  sebelum membantu kesulitan mereka
2. Perhatikan dengan seksama kontak fisik
3. Berpikirlah sebelum bicara
4. Jangan mengira-ira tentang kondisi atau kesulitan mereka
5. Bersikaplah positif terhadap permintaannya

Selain itu yang tidak kalah pentingnya bahwa tujuan membantu mereka adalah untuk membantu menghilangkan / mengurangi hambatan yang dihadapi serta untuk meningkatkan peran mereka dalam kehidupan bermasyarakat dan pemenuhan hak hak mereka

Panduan sikap

Tuna Netra
1. Jika mereka memerlukan panduan berjalan maka berikanlah tangan BUKAN mengambil tangan mereka
2. Berjalanlah disampingnya dan jelaskan secara lisan mengenai keadaan sekitar selama berjalan
3. Perkenalkan diri sebelum melakukan kontak fisik  seperti menyentuh, menggandeng dll

Tuna Rungu Wicara
1. Jika tidak paham apa yang dikatannya sebaiknya minta kepadanya untuk mengulangi
2. Bila tidak yakin dengan pemahaman  bisa mengulang perkataanya untuk mendapatkan kepastian tentang yang dikatakannya
3. Berilah perhatian penuh ketika mereka berbicara dan janganlah memotong pembicaraan
4. Jangan tertawa atau tersenyum ketika mereka berbicara

Pengguna Kursi Roda
1. Berjalanlah didekatnya dengan menyesuaikan langkah dengan langkah mereka
2. Tempatkan posisi anda sama tinggi dengan posisi mereka
3. Pengguna kruk sangat membutuhkan lengan untuk menjaga keseimbangan

Tuna Grahita
1. Berbicaralah normal dengan kalimat yang mudah dimengerti
2. Bersabar dan berikan waktu untuk bicara atau berpikir
3. Jangan menggunakan kata kata yang biasa untuk anak balita

Kelayuan Otak/ CP
1. Bicaralah dengan jelas, jangan memotong pembicaraan
2. Jangan ragu ragu untuk meminta mengulangi perkataanya jika memang tidak paham
3. Ada dari mereka yang membuat gerakan gerakan diluar kesadaran maka perhatikanlah apa yang sudah disampaikan

Etika membantu difabel
1. Sebagian dari teman teman difabel tidak membutuhkan bantuan berlebihan
2. Alasan mereka memerlukan bantuan karena ada hambatan di lingkungan
3. Mereka berhak berkata " Tidak"
4. Jangan berpikir mereka selalu membutuhkan bantuan
5. Jangan memutuskan sendiri tentang bagaimana melakukan bantuan tersebut

23.4.11

Ginjal

Bertugas mengawasi sel sel hidup serta bahan kimia tubuh, termasuk menentukan bahan yang harus disimpan dan dikeluarkan. terdapat 140 mil pipa dan lebih dari 2 juta pipa kecil dengan ukuran 1,5 inch panjangnya, tiap pipa terdapat berkas kecil dan pembuluh darah dimana kebanyakan bahan kimia dan cairan selalu disaring.
Bila kebanyakan cairan dan bahan yang disaring akan diserap lagi kedalam aliran darah sehingga kimia yang tidak diperlukan tertinggal di air seni. Penyerapan dilakukan pembuluh kecil sehingga setiap tetes cairan tubuh dikontrol ginjal, sekitar 170 liter cairan disaring perhari. 168-189 liter dikembalikan sehingga meninggalkan 1 liter air seni untuk dibuang melewati pembuluh kecil kepusat ginjal dan dikumpulkan di piala ginjal lalu ke kandung kemih untuk dikeluarkan dari tubuh.

Musyawarah Kerja BPOC( Badan Pembina Olahraga Cacat)

Bertempat di komplek Pemda Sleman pada hari Sabtu tanggal 23 April 2011 Badan Pembina Olahraga  Cacat ( BPOC) Sleman mengadakan musyawarah kerja dengan tujuan mencari terobosan terobosan untuk membina dan meraih prestasi olahraga bagi difabel Sleman, mengingat atlet atlet Sleman sangat potensial maka pengurus BPOC harus mampu mengangkat potensi mereka agar lebih bisa mengukir prestasi gemilang.
Tiga hal pokok yang menjadi garis besar  dalam musyawarah ini sebagai berikut:
1. Organisasi dengan dibentuknya komisi hukum, komisi kerjasama dan hubungan antar lembaga dan komisi kesejahteraan pelaku olahraga
2. Pembinaan prestasi dengan komisi pembibitan dan pemandu bakat
3. Kesekretariatan BPOC

Dari masing masing komisi yang telah dibentuk diharapkan kedepannya BPOC bisa lebih membawa manfaat bagi atlet atlet penyandang cacat mengingat banyak atlet yang belum tergali di wilayah sleman dan disisi lain atlet BPOC telah banyak mendapat penghargaan setara dengan atlet atlet lain.  Selain itu bentuk bentuk diskriminasi harus dihilangkan dan atlet BPOC disejajarkan dengan atlet lain seperti bonus jika berprestasi baik atlet BPOC maupun non BPOC mendapatkan hak yang sama.
Mulai 20 Juli 2011  nama BPOC berganti dengan nama NPC ( National Paraolimpic Comitte), pergantian nama ini bertujuan agar atlet atlet BPOC yang telah dibina bisa ikut dalam kejuaraan kejuaraan internasional dan penggunaan nama BPOC sedikit demi sedikit harus  digeser atau dihilangkan. Juga sebutan atlet penyandang cacat telah diganti dengan sebutan "Paralimpian"
 
Dari KONI Sleman menyambut baik diadakannya musyawarah kerja ini, dan menjadi catatan bahwa  semua cabang dan organisasi fungsioanal seperti BPOC harus sudah legal dengan Surat Keputusan dari proponsi. Dengan musyawarah ini KONI mengharapkan mampu merumuskan poin poin yang mampu mencetak prestasi olahraga bagi atlet atlet BPOC dalam hal ini.
Dengan adanya kegiatan atau munculnya prestasi prestasi difabel ( dalam hal ini prestasi olah raga) akan memberi dorongan semangat bagi teman teman difabel yang lain yang selama ini masih berada dirumah rumah untuk bangkit dari keadaan mereka saat ini .
Akhirnya sebuah harapan muncul dengan selesainya musyawarah kerja BPOC untuk sukses peyelenggaraan, sukses prestasi dan sukses pembinaan.

Air liur

Dalam sehari orang bisa mengeluarkan sekitar 1,25 liter air liur. Jumlah ini akan bertambah 10 x lipat karena obat obatan, racun, air raksa, arsen, merokok berlebihan

Darah

merupakan cairan yang terdiri banyak sel, garam-garam penyangga, protein, asam amino, glukosa dan bahan makanan. Kekentalannya 5x lebih kental dari air sehingga harus dipompa dengan tekanan tinggi. Setengahnya adalah sel darah merah, sel darah putih bertugas melindungi dari bahaya. Sekitar 5 liter beredar melalui Vena , Nadi dan organ tubuh. Volume darah turun karena sel darah merah dibawah normal ( 5juta/mm2)

Ginjal

Bertugas mengawasi sel sel hidup serta bahan kimia tubuh, termasuk menentukan bahan yang harus disimpan dan dikeluarkan. terdapat 140 mil pipa dan lebih dari 2 juta pipa kecil dengan ukuran 1,5 inch panjangnya, tiap pipa terdapat berkas kecil dan pembuluh darah dimana kebanyakan bahan kimia dan cairan selalu disaring.
Bila kebanyakan cairan dan bahan yang disaring akan diserap lagi kedalam aliran darah sehingga kimia yang tidak diperlukan tertinggal di air seni. Penyerapan dilakukan pembuluh kecil sehingga setiap tetes cairan tubuh dikontrol ginjal, sekitar 170 liter cairan disaring perhari. 168-189 liter dikembalikan sehingga meninggalkan 1 liter air seni untuk dibuang melewati pembuluh kecil kepusat ginjal dan dikumpulkan di piala ginjal lalu ke kandung kemih untuk dikeluarkan dari tubuh.

sumur

sumur yang memenuhi kriteria adalah sebagai berikut
1. Dinding sumur bagian atas 3 meter harus dibuat dari tembok tahan air untuk mencegah perembesan air permukaan yang telah tercemar. Kedalaman 3 meter diambil karena bakteri pada umumnya tak hidup lagi pada kedalaman tersebut
2. Kira kira 1,5 meter berikutnya kebawah dinding harus dari tembok semen untuk mencegah runtuhnya tanah
3. Dasar sumur diberi kerikil agar tak keruh
4. Diatas tanah dibuat tembok 1 meter untuk keselamatan dan agar air tidak masuk sumur
5. Tanah sekitar tembok sumur atas disemen dan lantai agak miring dengan tepi dibuat saluran air. Lebar semen sekeliling sumur 1,5 meter supaya air permukaan tidak masuk
6. Sumur diberi atap dan ember dalam posisi digantung jangan ditaruh dibawah

Infeksi saluran kencing

Infeksi ini ditandai dengan nyeri , terasa panas, ingin buang air terus, demam, nyeri panggul , menggigil ( karena bakteri masuk aliran darah).
Lebih banyak menimpa wanita karena letak dua muara yang berdekatan.
Penyebab:
-infeksi ginjal, prostat atau saluran air kencing
-ginjal yang infeksi mengalirkan darah dan kuman yang merusak epitel kandung kemih atau adanya batu dalam ginjal / kandung kemih
-prostat yang membesar mengurangi daya tahan dinding kandung kemih
-penyakit gula yang tak teratasi
-pembedahan panggul menurunkan daya tahan dinding kandung kemih
-rudapaksa waktu bersalin

Pijat

secara umum pijat adalah sentuhan atau rabaan secara menyeluruh.
Beberapa metode  pijat:
Pijat Jawa
Dimulai dari telapak kaki, paha, punggung, tangan, kepala, perut dan dada
Pijat Indian
Dimulai dari tangan, kepala,punggung, kaki, perut dan dada
Pijat Cina
Dimulai dari  kepala, punggung, tangan, kaki, paha, perut dan dada
Pijat Amerika
Dimulai dari  perut, dada, kepala, punggung, tangan, kaki

Cara memijat

Menggosok
Membuat rangsangan ke syaraf dan jaringan-jaringan bawah kulit
Tujuannya membantu kerja pembuluh darah balik dan memanaskan badan
Pijatan
Menghancurkan sisa-sisa pembakaran dan melemaskan kekakuan dalam jaaringan
Tujuannya memudahkan pengangkutan
Goncangan
Menempatkan kembali bagian tubuh yang ada dibawah kulit ( otot, pembuluh, persyarafan)
Tujuannya memudahkan pengaliran / pertukaran zat dalam bagian bagian tubuh
Mengurut
Mempengaruhi syaraf tak sadar dan jaringan bawah kulit
Tujuannya melemaskan jaringan sehingga sirkulasi darah dan pertukaran zat lancar
Pukulan
Mempengaruhi tonus syaraf tak sadar pada jaringan tepi
Mempergiat peredaran darah pada kulit
Gerusan
Menghancurkan bekuan /pengerasan dalam jaringan ikat dan otot
Tujuannya menormalkan sirkulasi darah dan pertukaran zat
Mengusap
Seluruh telapak tangan digunakan untuk menekan atau memijat bagian tubuh yang sakit
Memenyet
Tapak jari tangan digunakan untuk memenyet daging yang keras atau ada benjolan
Menekan
Bagian tubuh yang sakit ditekan dengan tapak tangan atau jari 3-5 detik
Menggetarkan
Tapak tangan atau jari memijat sambil digetarkan. Sangat cocok untuk titik yang kebal rasa

21.4.11

SABDA TAMA

Rasaning tyas kayungyun
Angayomi lukitaning kalbu
Gambir  wanakalawan hening ing ati
Kabekta kudu pitutur
Sumingkiring reh tyas mirong

Den samya amituhu
Ing sajroning Jaman Kala Bendu
Yogya samyannyenyuda hardaning ati
Kang anuntun mring pakewuh
Uwohing panggawe awon

Ngajaba tyas rahayu
Ngayomana sasameng tumuwuh
Wahanane ngendhakke angkara klindhih
Ngendhangken pakarti dudu
Dinulu luwar tibeng doh

Beda kang ngaji pumpung
Nir waspada rubedane tutut
Kakinthilan manggon anggung atut wuri
Tyas riwut ruwet dahuru
Korup sinerung agoroh

Ilang budayanipun
Tanpa bayu weyane ngalumpuk
Sakciptane wardaya ambebayani
Ubayane nora payu
Kari ketaman pakewuh

Rong asta wus katekuk
Kari ura ura kang pakantuk
Dandhanggula lagu palaran sayekti
Ngleluri para leluhur
Abot ing sih swami karo

Galak gangsuling tembung
Ki Pujangga panggupitanipun
Rangu rangu pamanguning reh harjanti
Tinanggap prana tumambuh
Katenta nawung prihatos

Wartine para jumhur
Pamawasing warsita datan wus
Wahanane apan owah angowahi
Yeku sansaya pakewuh
Ewuh aya kang linakon

Sidining Kala Bendu
Saya ndadra hardaning tyas limut
Nora kena sinirep limpating budi
Lamun durung mangsanipun
Malah sumuke angradon

Ing antara sapangu
Pangungaking kahanan wus mirud
Morat marit panguripaning sesami
Sirna katentremanipun
Wong udrasa sak nggon enggon

Kemat isarat lebur
Bubar tanpa daya kabarubuh
Paribasan tindhem tandhaning dumadi
Begjane ula dahulu
Cangkem silite anyaplok

Ndhungkari gunung gunung
Kang geneng geneng padha jinugrug
Parandene tan ana kang nanggulangi
Wedi kalamun sinembur
Upase lir wedang umob

Kalonganing kaluwung
Prabanira kuning abang biru
Sumurupa iku mung soroting warih
Wewarahe para Rasul
Dudu jatining Hyang Manon

Supaya pada emut
Amawasa benjang jroning tahun
Windu kuning kono ana wewe putih
Gegamane tebu wulung
Arsa angrebaseng wedhon

Rasane wus karasuk
Kesuk lawan kala mangsanipun
Kawisesa kawasanira Hyang Widhi
Cahyaning wahyu tumelung
Tulus tan kena tinegor

Karkating tyas katuju
Jibar jibur adus banyu wayu
Yuwanane turun temurun tan enting
Liyan praja sanya sayuk
Keringan saenggon enggon

Tatune kabeh tuntum
Lelarane waluya sadarum
Tyas prihatin ginantun suka mrepeki
Wong ngantuk anemu kethuk
Isine dinar sabokor

Amung padha tinumpuk
Nora ana rusuh colong jupuk
Raja kaya cicancangan aneng nyawi
Parandene tan cinolong

Diraning durta katut
Anglakoni ing panggawe hayuning budi
Budyarja marjayeng limut
Amawas pangesthi awon

Nanggal pakarti dudu
Pradapaning parentah ginugu
Mring pakaryan saregep tetep nastiti
Ngisor ndhuwur tyase jumbuh
Tan ana wahin winahon

Ngratani sapraja agung
Keh sarjana  sujana ing kewuh
Nora kewran mring caraka agal alit
Pulih duk jaman runuhun
Tyase teteg teguh tanggon

Teks klasik

adalah tulisan yang dipergunakan dalam kebudayaan tertua  didunia seperti Mesir purba, Babilonia, Phunisia. Tulisan merupakan cara untuk menyatakan perasaan dan pikiran dalam bentuk goresan.
1. Piktogram atau tulisan gambar yaitu tulisan yang maknanya dari gambar yang berbeda beda seperti tulisan Tionghoa, tulisan Mesir purba
2.Idiogram atau tulisan bunyi yaitu tulisan piktogram yang telah di idealisasikan sehingga kesan gambar konkritnya tidak tampak seperti tulisan Phunisia, tulisan Arab

obat tanpa khasiat.

 Plasebo adalah sebutan obat biasa yang tidak memiliki khasiat apapun.  Waktu perang berkecamuk paramedis memberikan obat kepada tentara tentara yan terluka namun suatu ketika kehabisan obat paramedis memberikan plasebo karena tak ada pilhan lain dan ternyata juga (merasa ) sembuh, tetapi sebenarnya hanya perasaannya saja ketika melihat temannya sembuh minum obat padahal yang diminumnya berbeda (teman tersebut memakan obat yang efektif, bukan plasebo)

Gas CO

Gas Karbon Monoksida  (CO) dihasilkan oleh pembakaran kendaraan bermotor. Gas CO mudah bereaksi dengan Haemoglobin sehingga menghalangi Oksigen bereaksi dengan Haemoglobin. Jika Haemoglobin sudah bereaksi dengan CO maka Haemoglobin tidak dapat mengikat Oksigen yang ada maka tubuh akan kekurangan Oksigen padahal Oksigen diperlukan dalam pembakaran dalam tubuh, dampak buruknya adalah sesak napas bahkan kematian dikarenakan Gas CO yang telah terikat dengan Haemoglobin.

19.4.11

Perhitungan Tahun

satu tahun Qomariah =353 hari,8 jam, 47 menit, 36detik atau 354,36638 hari,
tahun pendek dalam satu tahun ada 354 hari, tahun kabisat satu tahun ada 355 hari terjadi 11 tiap 30 tahun
satu tahun Syamsyiah =365hari,5 jam, 48 menit, 46detik atau 365,242199074 hari
tahun pendek dalam satu tahun ada 365 hari, tahun kabisat satu tahun ada 366 hari terjadi  tiap 4 tahun
permulaan tahun Qomariah 8 rabiulawal 13 kenabian/20 september 622M

SERAT KALATIDA

Mangkya darajating praja
Kawuryan wus sunyaruri
Rurah pangrehing ukara
Karana tanpa palupi
Atilar silastuti
Sujana sarjana kelu
Kalulun Kala Tida
Tindhem tandhaning dumadi
Ardayengrat dene karabon rubeda

Ratune ratu utama
Patihe patih linuwih
Pra nayaka tyas raharja
Panekare becik becik
Parandene tan dadi
Paliyasing Kala Bendu
Mandar mangkin andadra
Rubeda angreribedi
Beda beda ardaning wong saknegara

Katetangi tangisira
Sira sang paramengkawi
Kawileting tyas duhkita
Kataman ing reh wirangi
Dening upaya sandi
Sumaruna anerawung
Mangimur manuhara
Met pamrih melik pakolih
Temah suka ing karsa tanpa wiweka

Dasar karoban pawarta
Bebaratan ujar lamis
Pinudya dadya pangarsa
Wekasan malah kawuri
Yen pinikir sayekti
Mundhak apa aneng ngayun
Andhehdher kaluputan
Siniraman banyu lali
Lamun tuwuh dadi kekembangan beka

Ujaring Panitisastra
Awewarah asung peling
Ing jaman keneng musibat
Wong ambeg jatmika kontit
Mengkono yen niteni
Pedah apa amituhu
Pawarta lolawara
Mundhak angreranta ati
Angurbaya angiket cariteng kuna

Keni kinarya darsana
Panglimbang ala lan becik
Sayekti akeh kewala
Lelakon kang dadi tamsil
Masalahing ngaurip
Wahaninira tinemu
Temahan anarima
Mupus pepesthening takdir
Puluh puluh anglakoni kaelokan

Amenangi jaman edan
Ewuh aya ing pambudi
Milu edan nora tahan
Yen tan milu anglakoni
Boya kaduman melik
Kaliren wekasanipun
Ndilalah karsa Allah
Begja begja kang lali
Luwih begja kang eling lawan waspada

Semono iku bebasan
Padu padune kepengin
Enggih mekoten man Doblang
Bener ingkang angarani
Nanging sajroning batin
Sejatine nyamut nyamut
Wus tuwa arep apa
Muhung mahas ing asepi
Supayantuk pangaksamaning Hyang Suksma

Beda lan kang wus santosa
Kinarilan ing Hyang Widhi
Satiba malanganeya
Tan susah ngupaya kasil
Saking mangunah prapti
Pangeran paring pitulung
Marga samaning titah
Rupa sabarang pakolih
Parandene maksih taberi ikhtiyar

Sakadare linakonan
Mung timindak mara ati
Angger tan dadi prakara
Karana wirayat muni
Ikhtiyar iku yekti
Pamilihing reh rahayu
Sinambi budidaya
Kanthi awas lawan eling
Kang kaesthi antuka parmaning Suksma

Ya Allah ya Rasulullah
Kang sipat murah lan asih
Mugu mugi aparinga
Pitulung ingkang martani
Ing alam awal akhir
Dumununging gesang ulun
Mangkya sampun awredha
Ing wekasan kadi pundi
Mula mugi wontena pitulung Tuwan

Sageda sabar santosa
Mati sajroning ngaurip
Kalis ing reh aruhara
Murka angkara sumingkir
Tarlen meleng malat sih
Sanityaseng tyas mematuh
Badharing sapudhendha
Antuk mayar sawetawis
BaRONG angGA saWARga meSI marTAya

SERAT JOKO LODANG

RONGeh jleg tumiBA
GAgaran santoSA
WARtane meh teKA
SIkara karoDA
TAtage tan kaTON
BArang barang ngeRONG
SAguh tanpa raGA
KAtali kawaWAR
DAdal amekaSI
TONda murang taTA

Jaka Lodang gumandhul
Praptaningpang ngethengkrang sru wuwus
Eling eling pasthi karsaning Hyang Widhi
Gunung mendhak jurang mbrenjul
Ingusir praja prang kasor

Nanging awya kaliru
Sumurupa kanda kang tinamtu
Nadyan mendak mendaking gunung wus pasti
Maksih katon tabetipun
Beda lawan jurang gesong

Nadyan bisa mbarenjul
Tanpa tawing enggal jugrugipun
Kalakone karsaning Hyang wus pinasti
Yen ngidak sangkalanipun
Sirna tata estining wong

Sasedyane tanpa dadya
Sacipta cipta tan polih
Kang reraton raton rantas
Mrih luhur asor pinanggih
Bebenduh gung nekani
Kongas ing kanistanipun
Wong agung nis gungira
Sudireng wirang jrih lalis
Iangkang cilik tan tolih ring cilikira

Wong alim alim pulasan
Njaba putih njero kuning
Ngulama mangsah maksiat
Madat madon minum main
Kaji kaji ambanting
Dulban kethu putih mamprung
Wadon nir wadonira
Prabaweng salaka rukmi
Kabeh kabeh mung marono tingalira

Para sudagar ingargya
Jroning jaman keneng sarik
Marmane saisiningrat
Sangsarane saya mencit
Nir sad estining urip
Iku ta sengkalanipun
Pantoging nandang sudra
Yen wus tobat tanpa mosik
Sru nalangsa narima ngandel ing sukma

Mbok Parawan sangga wang duhkiteng kalbu
Jaka Lodang nabda malib
Nanging ana marmanipun
Ing weca kang wus pinesthi
Estinen murih kelakon

Sangkalane maksih nunggal jamanipun
Neng sajroning madya akir
Wiku Sapta ngesthi Ratu
Adil parimarmeng dasih
Ing kono kersaning Manon

Tinemune wong ngantuk anemu kethuk
Malenuk samargi margi
Marmane bungah kang nemu
Marga jroning kethuk isi
Kencana sesotya abyor

SERAT SABDA JATI
Hawya pegat ngudiya RONGing budyayu
MarGAne suka basuki
Dimen luWAR kang kinayun
Kalising panggawe SIsip
Ingkang TAberi prihatos

Ulatna kang nganti bisane kepangguh
Galedahen kang sayekti
Talitinem awya kleru
Larasen sajroning ati
Tumanggap dimen tumanggon

Pamanggone aneng pangesthi rahayu
Angayomi ing tyas wening
Enining ati kang suwung
Nanging sejatining isi
Isine cipta sayektos

Lakonana klawan sabaraning kalbu
Lamun obah niniwasi
Kasusupan setan gundhul
Ambebidung nggawa kendhi
Isine rupiah kethon

Lamun nganti korup mring panggawe
Dadi panggonanning iblis
Mlebu mring alam pakewuh
Ewuh mring panananing ati
Temah wuru kabesturon

Nora kengguh mring pamardi reh budyayu
Hayuning tyas sipat kuping
Kinepung panggawe rusuh
Lali pasihaning Gusti
Ginuntingan kaya mrenos

Parandene kabeh kang samya andulu
Ulap kalilipen wedhi
Akeh ingkang padha sujut
Kinira yen Jabarail
Kautus dening Hyang Manon

Yen kang uning marang sejatining dawuh
Kewuhan sajroning ati
Yen tiniru ora urus
Uripe kaesi esi
Yen niruwa dadi asor

Nora ngandel marang gaibing Hyang Agung
Anggelar sakalir kalir
Kalamun temen tinemu
Kabegjane anekani
Kamurahane Hyang Manon

Hanuhoni kabeh kang duwe panuwun
Yen temen temen sayekti
Dewa aparing pitulung
Nora kurang sandhang bukti
Saciptaning kelakon

Ki Pujangga nyambi paraweh pitutur
Saka pengunahing Widi
Ambuka warananipun
Aling aling kang ngalingi
Angilang satemah katon

Para jalma sajroning jaman Pakewuh
Sudranira andadi
Rahurune saya ndarung
Keh tyas mirong murang margi
Kasekten wus nora katon

Katuwane winawas dahat matrenyuh
Kenyaming sasmita yekti
Sanityasa tyas malatkung
Kongas welase kepati
Sulaking jaman prihatos

Waluyane benjang lamun ana wiku
Memuji ngesthi sawiji
Sabuk tebu lir majenun
Galibedan tudang tuding
Anacahken sakehing wong

Iku lagi sirep jaman Kala Bendu
Kala Suba kang gumanti
Wong cilik bisa gumuyu
Nora kurang sandhang bukti
Sedyane kabeh kelakon

Pandulune Ki Pujangga durung kemput
Mulur lir benang tinarik
Nanging kaseranging ngumur
Andungkap kasidan jati
Mulih mring jatining enggon

Amung kurang wolung ari kang kadulu
Tamating pati patitis
Wus katon neng lokil makpul
Angumpul ing madya ari
Amerngi Sri Budha Pon

Tanggal kaping lima antarane luhur
Selaning tahun Jimakhir
Toluhu marjayeng janggur
Sengara winduning pati
Netepi ngumpul sak enggon

Cinitra ri budha kaping wolulikur
Sawal ing tahun Jimakir
Candraning warsa pinetung
Sembah mukswa pujangga ji
Ki Pujangga pamit layon

Bahaya obat kadaluwarsa

Obat yang rusak dapat mengandung bahan kimia berbahaya hasil urai dari bahan obat yang seharusnya
Beberapa obat yang telah kadaluwarsa dapat mengalami penguraian dan berubah menjadi bahan kimia lain yang berbahaya bagi tubuh

Obat antibiotik adalah obat yang sering mengalami penguraian bila telah kadaluwarsa, tentu bahan  kimia dari hasil urai bahan obat ini dapat memberi dampak buruk bila dikonsumsi, jadi penyakit tidak dapat diatasi tetapi malah memberi ancaman baru.

sejarah plastik

Plastik pertama adalah seluloid yaitu campuran  selulosa nitrat dan kemfor. Alexander Parkes tahun 1856 membuat seluloid  pertama dan mulai dipasarkan 1868 sebagai gagang macam-macam perabot tukang kayu. Sedangkan John Wesley Hyatt memasarkan seluloid sebagai bahan pembuatan bola-bola sodok, sisir.
Sementara Eastmen Kodak Company memperkenalkan sebagai bahan film fotografi
Leo Hendrik Baekeland tahun 1009 memperkenalkan jenis plastik lain yaitu bakerlit yang dibuat dari campuran fenol dan formaldehid.
Dan sebelum perang dunia II diperkenalkan kasein, poliester, nilon, polivinilklorida dan polietilena kemudian saat perang dunia II polietilena digunakan sebagai kawat listrik radar sedang polivinilklorida digunakan sebagai kawat kapal perang.

Plastik adalah senyawa organik sehingga bahan dasarnya adalah karbon, sedang unsur pembentuk plastik adalah hidrogen, oksigen, nitrogen,klor,fluor , natrium, silikon.
kekurangan sifat plastik diatasi dengan menambahkan pengisi yang cocok  atau senyawa-senyawa  tertentu.

karakter plastik:
-kurang kuat, hanya 1/6 kekuatan baja
-kurang kaku, hanya 1/10 kekakuan baja
-jika terlalu lama dibebani cenderung mengubah bentuk
-kurang keras
-mudah terbakar
-mengalami degradasi oleh sinar ultraviolet sehingga berubah jadi kuning, kabur warna dan retak-retak
-berkurang kekuatannya pada perubahan suhu, sensitif terhadap suhu tinggi atau rendah

cara menghitung berat badan ideal

Tinggi badan(cm) - 100=berat badan dalam keadaan normal (kg)
berat badan ideal          =90% dari berat badan normal ( pria)
              =80% dari berat badan normal (wanita)

contoh:
tinggi badan 150 cm
berat badan dalam keadaan normal=(150-100)=50 kg
berat badan ideal:  50 kg x 90%= 45kg
        50 kg x 80%= 40kg

Nama nama Bulan

Diantara sebagian masyarakat ada yang sudah tidak mengerti dengan nama bulan menurut tahun Jawa, atau kadang bingung dengan nama bulan dalam tahun Islam atau Hijriyah yang memang namanya ada yang sama.

Tahun hijriyah
Muharram
Safar
Rabi'ulawal
Rabi'ulakhir
Jumadiawal
Jumadilakhir
Rajab
Sya'ban
Ramadhan
Syawal
Dzulkaidah
Dzulhijah

Tahun Jawa
Sura
Sapar
Mulud
Bakdamulud
Jumadiawal
Jumadilakhir
Rejeb
Ruwah
Pasa
Sawal
Dulkangidah
Besar

Terapi Air

Meminum air minum biasa dengan metode yang benar memurnikan tubuh. Hal ini membuat usus besar bekerja lebih efektif , dengan usus yang bersih maka gizi makanan akan dapat diserap dengan baik.

Bagaimana melakukan terapi Air
1. Pagi hari setelah bangun tidur  minumlah 1,5 liter air yaitu 5-6 gelas. Akan lebih baik bila airnya ditakar terlebih dulu sebanyak 1,5 liter
2. Jangan minum atau makan apapun satu jam sebelum dan sesudah minum air 1,5 liter ini
3. Tidak boleh minum minuman beralkohol pada malam sebelumnya

Untuk permulaan akan terasa sulit meminum 1,5 liter air sekaligus, mula mula minumlah 4 gelas lebih dahulu dan sisa 2 gelas diminum 2 menit kemudian. Dan akan buang air kecil 2-3 kali dalam satu jam tetapi sesudah beberapa lama akan normal kembali.

Beberapa penyakit yang dapat diterapi dengan metode ini:
Sakit kepala, Darah tinggi, Kurang darah, Rematik, lumpuh, Kegemukan, Radang sendi, Radang selaput lendir, Mabuk/pusing, Batuk, Asma, Penyakit saluran kencing, Kelebihan asam urat, Mencret, Ambeien, Pendarahan mata, Haid tak teratur, Radang tenggorokan

Sekaten

Upacara Sekaten merupakan tradisi yang masih dilestarikan masyarakat Yogyakarta dikarenakan mempunyai akar sejarah yang kuat. Sekaten berasal dari kata " Syahadatain" yang berarti dua kalimat Syahadat.
Para Wali menggunakannya untuk menyebarkan Islam di tanah Jawa pada waktu itu sehingga Sekaten sebuah tradisi yang telah berlangsung cukup lama. Mungkin bisa dianggap bahwa Sekaten merupakan salah satu keistimewaan Yogyakarta dalam segi budaya.
Proses Sekaten  di mulai dengan Miyos Gangsa yaitu keluarnya gamelan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang bernama Kanjeng Kyai Guntur Madu dan Kanjeng Kyai Naga Wilaga, gamelan ini diarak dari Bangsal Pancaniti menuju Masjid Gedhe.
Sedangkan puncak acara Sekaten ditandai dengan keluarnya sejumlah gunungan yang disebut Gerebeg Maulud yang menggambarkan sedekah raja kepada rakyatnya serta simbol kesejahteraan.

Aksesibilitas

Diberbagai forum dialog OPC maupun LSM  istilah "Aksesibilitas" suatu kata yang sering digunakan atau dengan kata lain menjadi isu penting dan hal yang sedang diperjuangkan oleh teman teman difabel.
Sebuah gedung dimana semua orang bisa masuk, bergerak dengan bebas didalamnya, dapat menggunakan fasilitasnya serta bisa meninggalkan bangunan itu dengan mudah maka gedung itu dapat dikatakan sebagai gedung yang akses. Ketika teman teman difabel suatu ketika menggunakan fasilitas umum terkadang tidak bisa menggunakannya dikarenakan ada hambatan untuk menggunakan fasilitas tersebut misalnya toilet yang berpintu sempit pengguna kursi roda jelas tidak akan bisa masuk maka dikatakan fasilitas tersebut tidak akses bagi pengguna kursi roda ( difabel ).
Istilah "Aksesibilitas" juga dapat dilihat pada Undang undang No 4 tahun 1997 ,pasal 10 ayat 1 :
Kesamaan kesempatan bagi penyandang cacat dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan dilaksanakan melalui penyediaan aksesibilitas

Aksesibilitas dapat didefinisikan suatu kondisi untuk menyediakan lingkungan bebas hambatan untuk kemandirian, kenyamanan dan keamanan bagi semua orang.
Ketika bersinggungan dengan teman teman difabel tentunya sebuah lingkungan yang bebas hambatan bagi mereka untuk bisa menggunakan fasilitas yang ada.

Beberapa bentuk Aksesibilitas
1. Ramp atau jalur perlintasan yang memiliki bidang kemiringan tertentu sebagai alternatif bagi yang tidak bisa menggunakan tangga
2.Jalur pemandu untuk berjalan dengan memanfaatkan tekstur ubin pengarah dan ubin peringatan. Daerah yang dirasa perlu dipasang seperti pintu keluar masuk, jalur pejalan kaki
3.Pendidikan inklusif
4.Komunikasi Total bagi Tuna Rungu
5.Komputer atau buku bicara

Asas asas aksesibilitas :
-Kemudahan
bahwa setiap orang dapat mencapai semua tempat umum dalam suatu lingkungan
-Kegunaan
bahwa setiap orang harus dapat mempergunakan semua tempat umum dalam suatu lingkungan
-Keselamatan
bahwa setiap bangunan harus memperhatikan keselamatan semua orang
-Kemandirian
bahwa setiap orang harus bisa mencapai, masuk dan mempergunakan semua tempat dalam suatu lingkungan tanpa membutuhkan bantuan orang lain.

Anak Berkebutuhan Khusus

Banyak istilah yang ada bila membicarakan orang orang yang terdapat kekurangan dalam diri mereka, istilah yang lazim dan paling banyak digunakan semenjak dulu adalah "Penyandang Cacat". Sekarang istilah Penyandang Cacat mulai dirubah oleh beberapa kalangan karena berdampak psikologis yang tidak menguntungkan bagi orang yang kebetulan ada kekurangan pada dirinya, istilah baru tersebut adalah Difabel, Handicap, Disability, Impairment, ABK.
Impairment adalah kelainan bersifat sementara ataupun permanen pada struktur atau fungsi tubuh secara fisik maupun psikologis
Disability adalah kelainan yang menjadi hambatan atau ketidakmampuan untuk melakukan kagiatan atau berpartisipasi dengan cara yang dianggap normal
Handicap adalah keteratasan yang membatasi atau mencegah seseorang menjalankan perannya dalam kerangka yang dianggap normal terkait usia, jenis kelamin, sosial budaya
Difabel adalah orang yang dapat melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda
istilah Difabel mulai digunakan oleh beberapa OPC dan LSM , diharapkan istilah ini akan menggantikan istilah Penyandang Cacat yang selama ini telah dipakai.
ABK atau Anak Berkebutuhan Khusus merupakan anak yang dalam proses perkembangannya mengalami kelainan fisik, mental intelektual dan sosial emosional bila dibandingkan dengan anak yang seusianya.
Definisi dalam Undang Undang no.23 tentang Pelindungan Anak
"Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang mengalami hambatan fisik dan atau mental sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar"

Kategori  Anak Berkebutuhan Khusus
1. Tuna Netra
adanya kelainan pada mata yang mengakibatkan berkurang atau hilangnya kemampuan penglihatan.
dikatakan tuna netra total bila tidak dapat melihat tetapi hanya mampu mengenali arah cahaya, dan disebut low vision bila dapat melihat tetapi kabur.
Indikasi Tuna Netra :
-tak dapat melihat, menengok, atau meraih suatu obyek yang diberikan padanya
-gerak bola mata tidak teratur, cepat dan tidak biasa
-bola mata mengarah ke luar / pelipis, ke dalam / hidung atau ke berbagai arah
-bola mata menonjol atau kelopak mata tertutup
-pupil berwarna kelabu atau putih
-sering mendekatkan kepala untuk melihat benda atau kurang tertarik dengan benda berwarna / gambar
-lambat untuk bergerak, berjalan, sering menabrak

2.Tuna Daksa
adanya kelainan organ tubuh sehingga terjadi penurunan atau kehilangan fungsinya
Indikasi Tuna Daksa:
-lengan dan tungkai lemas, gerakan kurang atau tidak ada
-lengan dan tungkai kaku, otot terasa kencang, gerakan terbatas
-salah satu lengan atau tungkai lemah, bergerak lamban dan dalam posisi aneh
-tangan atau kaki bengkok, bentuk tubuh tidak normal, jari jari tak lengkap
-gerakan tubuh tidak terkontrol, meliuk liuk
-punggung bengkok atau bungkuk
-terdapat benjolan lunak pada punggung, tungkai dalam posisi aneh dan mungkin tidak bergerak
-kepala terlalu besar dan bertumbuh lebih cepat dari organ lain
-kelumpuhan anggota gerak, umumnya tungkai
-otot-otot yang mengalami kelumpuhan akan mengecil dan tidak bertambah seperti otot yang lain

3.Tuna Rungu
adanya ketidakmampuan mendengar.
Indikasi Tuna Rungu:
-memiringkan kepala dalam usaha mendengar
-sering menggunakan isarat dalam komunikasi
-bila diajak bicara hanya senyum
-tidak tanggap bila diajak bicara
-kualitas suara aneh atau monoton
-banyak perhatian terhadap getaran
-dipanggil dengan suara tidak mendengar
-perkembangan bahasa lambat

4. Tuna Grahita
Dikategorikan mampu didik, mampu latih dan mampu rawat
Indikasi  Tuna Grahita:
-wajah mongol, ada lipatan disudut mata
-sulit mempelajari materi astrak
-kemampuan memahami sesuatu jauh jika dibanding anak pada umumnya
-sulit memfokuskan diri pada tugas dalam waktu lama
-sulit membedakan tugas penting atau tidak
-mudah lupa
-kesulitan bahasa
-tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usianya
-penampilan fisik tak seimbang ( kepala besar/kecil)
-pandangan kosong
-sering keluar air ludah

5.Tuna Laras
adanya gangguan emosi dan prilaku
Indikasi Tuna Laras:
-bersifat membangkang
-mudah marah atau mudah terangsang emosinya
-sering melakukan tindakan agresif ( merusak dan mengganggu)
-sering bertindak melanggar norma, susila dan hukum
-hasil belajar rendah

6.Tuna Ganda
Suatu kondisi fisik dan atau mental yang terganggu dan merupakan kombinasi dari dua atau lebih.
meliputi Tuna Rungu dan Tuna Grahita, Tuna Rungu dan Tuna Netra, Tuna Daksa dan Tuna Grahita, Tuna Rungu-Tuna Netra dan Tuna Grahita, Cerebral Palsy dan Tuna Grahita.

7.Autis
Suatu gangguan neorolog yang berdampak pada ketidakmampuan interaksi, komunikasi dan sosial
Indikasi Autis:
-tidak tanggap terhadap orang lain
-gerakan diulang ulang , bergoyang, berputar, memilin tangan
-menghindari kontak mata dengan orang lain
-tetap dalam kebiasaan
-aneh dan sikap yang ritualitas

8. Kesulitan belajar spesifik
meliputi kesulitan membaca, menulis, aritmeika, bicara, motorik dan lambat belajar

9. Attention Deficit Hiperactive Disorder
indikasi:
-sulit konsentrasi
-perhatian mudah beralih
-kegiatan fisik tinggi
-sering melakukan aktivitas membahayakan tanpa disadari
-menjawab pertanyaan sebelum selesai
-sering gagal menyelesaikan pekerjaan yang sudah dimulai
-mudah terkecoh atau bingung
-mudah berubah aktivitas
-gelisah berlebihan
-berjalan jalan di saat tidur
-sering mengganggu orang lain
-sering kehilangan barang miliknya

10. Indigo
mempunyai prilaku lebih dewasa atau memiliki indra ke enam

11. Talented ( mempunyai bakat istimewa)

12. Gifted ( mempunyai kecerdasan tinggi /IQ > 125)

14.4.11

Bahaya obat kadaluwarsa

Obat yang rusak dapat mengandung bahan kimia berbahaya hasil urai dari bahan obat yang seharusnya
Beberapa obat yang telah kadaluwarsa dapat mengalami penguraian dan berubah menjadi bahan kimia lain yang berbahaya bagi tubuh

Obat antibiotik adalah obat yang sering mengalami penguraian bila telah kadaluwarsa, tentu bahan  kimia dari hasil urai bahan obat ini dapat memberi dampak buruk bila dikonsumsi, jadi penyakit tidak dapat diatasi tetapi malah memberi ancaman baru.

cara menghitung berat badan ideal

Tinggi badan(cm) - 100=berat badan dalam keadaan normal (kg)
berat badan ideal          =90% dari berat badan normal ( pria)
              =80% dari berat badan normal (wanita)

contoh:
tinggi badan 150 cm
berat badan dalam keadaan normal=(150-100)=50 kg
berat badan ideal:  50 kg x 90%= 45kg
        50 kg x 80%= 40kg

Plasebo obat biasa tanpa khasiat.

orang yang mengalami penyakit merasa sembuh dan sehat karena efek psikologis darinya. Paramedis di saat perang memiliki stok plasebo yang sangat banyak. Saat seorang tentara terluka, mereka memberikan obat yang benar-benar efektif. Tapi saat obat ini habis, tidak ada pilihan lain, maka paramedis akan memberikan plasebo. Tentara tersebut mungkin merasa sehat, tapi sebenarnya itu hanya perasaannya saja, karena ia melihat temannya sehat (teman tersebut memakan obat yang efektif, bukan plasebo).

perhitungan tahun

satu tahun Qomariah =353 hari,8 jam, 47 menit, 36detik atau 354,36638 hari,
tahun pendek dalam satu tahun ada 354 hari, tahun kabisat satu tahun ada 355 hari terjadi 11 tiap 30 tahun
satu tahun Syamsyiah =365hari,5 jam, 48 menit, 46detik atau 365,242199074 hari
tahun pendek dalam satu tahun ada 365 hari, tahun kabisat satu tahun ada 366 hari terjadi  tiap 4 tahun
permulaan tahun Qomariah 8 rabiulawal 13 kenabian/20 september 622M

motor & musyawarah kerja PPCS
















Musyawarah Kerja PPCS

















Musyawarah Kerja  Persatuan Penyandang Cacat Sleman  mengambil tempat di Komplek Pemda Sleman pada hari Kamis tanggal 14 April 2011, Musyawarah Kerja ini sebagai tindaklanjut dari terbentuknya kepengurusan yang baru di tubuh Persatuan Penyandang Cacat Sleman, adapun tema Musyawarah Kerja kali ini adalah " Konsolidasi Persatuan Penyandang Cacat Sleman Menuju Kesejahteraan Hak Difabel "

Dalam Musyawarah Kerja ini dihadiri Wakil Bupati Sleman, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tenaga Kerja Sosial Dan Keluarga Berencara, Dinas Perindustrian Perdagangan Dan Koperasi, Pengurus Persatuan Penyandang Cacat Sleman  serta teman teman difabel perwakilan dari masing masing kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman

Dalam kepengurusan ada wajah wajah baru dengan tetap menyertakan wajah wajah lama karena mereka masih diperlukan tenaga dan pikirannya untuk eksisnya Persatuan Penyandang Cacat Sleman  ke depannya, maka diharapkan mereka yang terpilih dalam kepengurusan ini mampu bekerja semaksimal mungkin demi solidnya organisasi ini. Dibandingkan dengan kepengurusan sebelumnya dalam kepengurusan kali ini ada penambahan beberapa seksi bidang mengingat bertambahnya beberapa aspek yang harus dikelola.

Diawal Musyawarah Kerja di adakan kilas balik program program yang telah berjalan di kepengurusan sebelumnya untuk diadakan evaluasi seperlunya sehingga didapatkan program program yang benar benar tepat sasaran tentunya Persatuan Penyandang Cacat Sleman melibatkan Satuan Kerja Pemerintah Daerah  yang selama ini telah bekerjasama  dengan baik. Dari hasil evaluasi nantinya bisa dijadikan acuan dalam pelaksanaan teknis program program yang telah disusun, misalnya dalam pelatihan pelatihan yang telah terlaksana seperti pelatihan tehnisi HP, memasak dan menjahit yang selama ini bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja Sleman sangat perlu dievaluasi karena ada teman teman Tuna Netra yang belum tercover dengan pelatihan pelatihan yang telah terlaksana selama ini. Ada keinginan dari rekan rekan Tuna Netra untuk diadakan pelatihan Pijat atau Komputer bicara tetapi belum bisa diwujudkan meskipun beberapakali telah diusulkan oleh Persatuan Penyandang Cacat Sleman. Untuk lebih baiknya tentu evaluasi harus diadakan oleh kedua pihak agar didapatkan titik temu yang benar benar berimbang guna perbaikan pelatihan pelatihan atau kerjasama lainnya di waktu waktu mendatang.

Menjadi sebuah harapan bagi rekan rekan Difabel bahwa akan ada" Kesamaan Hak "dengan warga masyarakat lainnya yang terwujud dengan adanya koordinasi yang baik antara dua pihak sehingga ada peningkatan Harkat dan Martabat Difabel. Diantara salah satu permasalahan teman-teman Difabel adalah hambatan fisik sehingga berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan seperti aspek ekonomi mereka.

Diperlukan kesamaan persepsi dalam pendidikan rekan rekan Difabel mengingat pendidikan mereka rata rata masih rendah, mungkin perlu ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah.

Dalam kaitannya Fasilitas atau bantuan , ada bantuan yang langsung kepada mereka seperti bantuan kursi roda dan juga bantuan yang tidak secara langsung kepada mereka seperti penyediaan sarana sarana umum yang akses bagi difabel misalnya gedung pemerintah, pasar dan sebagainya yang selama ini memang belum akses bagi teman-teman Difabel. Bagi teman-teman Difabel yang mengalami ketidaknyamanan seputar sarana sarana umum atau pelayanan yang tidak selayaknya diharapkan menyampaikan keluhan mereka untuk dijadikan sebuah masukan ke pihak pihak yang terkait agar bisa ditindaklanjuti untuk kedepannya. Evaluasi harus terus dilakukan termasuk apakah bantuan tersebut sudah memadai atau belum, tentunya fasilitas umum sangat perlu dievaluasi dan segera ditindaklanjuti agar lebih akses bagi teman-teman Difabel

Berkait penyediaan Lapangan Kerja dalam Peraturan Daerah telah disebutkan bahwa perusahaan harus menyediakan 1% untuk difabel sebagai tenaga kerja di perusahaan tersebut. Kendala lainnya adalah belum adanya aturan teknis pelaksanaan penyediaan kuota 1% tenaga kerja difabel di suatu perusahaan atau dengan kata lain belum ada rumusan yang jelas. Hak difabel dalam hal ketenagakerjaan mestinya akan terus diperjuangkan karena hingga saat ini belum bisa menjangkau keinginan teman teman difabel untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang layak.

Hal lain yang menjadi catatan penting dalam Musyawarah Kerja ini adalah perjuangan difabel mendapatkan hak. Terutama dalam aspek kesehatan berupa Jaminan Kesehatan yang dikenal ada beberapa seperti Jamkesmas, Jamkesda danlainnya. Juga adanya bantuan kursi roda dan tripod khusus korban erupsi Merapi. Selain itu teman teman difabel juga bisa mengakses program rehabilitasi medis atau fisioterapi di Puskesmas, adapun Puskesmas yang sudah bisa diakses tahun ini adalah Puskesmas Gamping I, Puskesmas Sleman dan Puskesmas Ngaglik. Untuk mendapatkan layanan rehabilitasi ini tentunya harus terdaftar atau mendaftar terlebih dahulu dan dari data tersebut nantinya akan disurvei kebenarannya sehingga yang bersangkutan memang layak mendapatkan layanan rehabilitasi medis.  Tentu sangat bermanfaat  jika teman teman difabel sudah atau segeralah untuk mendaftar sekalipun saat ini tidak membutuhkan tetapi jika suatu saat memerlukan seuatu layanan kesehatan atau rehabilitasi bisa segera mengaksesnya, adapun pendaftaran bisa lewat RT/RW/Kepala Dusun atau bisa langsung datang ke sekretariat Persatuan Penyandang Cacat Sleman di Komplek Pemda Sleman. Selain dua layanan kesehatan tersebut ada penawaran untuk fasilitas penyuluhan-penyuluhan kesehatan dalam hal ini dinas yang terkait akan menyediakan narasumbernya.

Hal lain yang disoroti dalam Musyawarah Kerja ini adalah masalah remaja difabel dengan spesifikasi seputar reproduksi. Ada sebuah penawaran agar setiap dusun membentuk kegiatan mengenai masalah reproduksi dan dalam hal ini akan diberikan materi materi yang berkait dengan masalah tersebut. Fasilitas ini bisa dimanfaatkan teman teman difabel untuk mengatasi permasalahan yang ada , tentunya yang berhubungan dengan masalah reproduksi. Juga yang menjadi catatan harus terus ada Pembinaan dan Pendampingan bagi kelompok kelompok difabel tersebut dan diperlukan saling tukar informasi antara difabel dengan pihak yang terkait bila ada masalah masalah disekitar mereka yang memang perlu segera mendapatkan penanganan.

Adalah sebuah kabar yang menggembirakan bahwa fasilitas umum dikantor Bupati telah akses bagi rekan rekan difabel dan dibeberapa tempat umum sebanyak enam titik fasilitas umum akan dirancang akses difabel.
Dan Persatuan Penyandang Cacat Sleman adalah organisasi Difabel yang pertama kali bisa memperjuangkan untuk mendapatkan jaminan kesehatan dan bisa terlaksana.

Selain tanggapan dua arah dari Satuan Kerja Pemerintah Daerah  dalam Musyawarah ini juga membahas hal hal penting lainnya yang berkait dengan organisasi termasuk masukan masukan dari peserta guna mendapatkan formula yang tepat bagi Persatuan Penyandang Cacat Sleman untuk menjalankan roda organisasi agar terus bergulir dan bermanfaat bagi teman teman difabel.





























RAMALAN JAYABAYA

Kitab Musarar inganggit
Duk Sang Prabu Jayabaya
Ing Kediri kedhaton
Ratu agagah prakosa
Tan ana kang malanga
Parang muka samya teluk
Pan sami ajrih sedaya

Milane sinungan sakti
Bathara Wisnu punika
Anitis ana ing kene
Ing Sang Prabu Jayabaya
Nalikane mangkana
Pan jumeneng Ratu Agung
Abala para Narendra

Wusnya mangkana winarni
Lami lami apeputra
Jalu apekik sampun diwasa
Ingadekaken raja
Pegedongan tanahipun
Langkung arja kang nagara

Maksihe bapa anenggih
Langkung suka ingkang rama
Sang Prabu Jayabayane
Duk samana cinarita
Pan arsa katamiyan
Raja Pandhita saking Rum
Nama Sultan Maolana

Ngali Samsujen kang nami
Sapraptane sinambrama
Kalawan pangabektine
Kalangkung sinuba suba
Rehning tamiyan raja
Lan seje jinis puniku
Wenang lamun ngurmatana

Wus lenggah atata sami
Nuli wau angandika
Jeng Sultan Ngali Samsujen
"heh Sang Prabu Jayabaya"
Tatkalane ta iya
Apitutur ing sireku
Kandhane Kitab Musarar

Prakara tingkahe nenggih
Kari ping telu lan para
Nuli cupetkeprabone
Dene ta nuli sinelan
Liyane teka para
Sang Prabu lajeng andeku
Wus wikan titah Bathara

Lajeng angguru sayekti
Sang a Prabu Jayabaya
Mring Sang raja pandhitane
Rasane Kitab Musarar
Lan enget wewangenipun
Yen kantun nitis ping tiga

Benjing pinernahken nenggih
Sang a Prabu Jayabaya
Aneng sajroning tekene
Ing guru sang a Pandhita
Tililar ing Kakbah
Imam Supingi kang nggadhuh
Kinarya nginggahken kutbah

Ecis wesi Udharati
Ing tembe ana Molana
Pan cucu Rasul jatine
Alunga mring Tanah Jawa
Nggawa ecis punika
Kinarya dhuwung puniku
Dadi pundhen bekel Jawa

Raja Pandhita apamit
Musna saking palengahan
Tan antara ing lamine
Pan wus jangkep ing sewulan
Kondure Sang Pandhita
Kocapa wau Sang Prabu
Animbali ingkang putra

Tan adangu nulya prapti
Apan ta lajeng binekta
Mring kang rama ing lampahe
Minggah dhateng ardi Padhang
Kang putra lan keng rama
Sakpraptanira ing gunung
Minggah samdyaning arga

Wonten ta ajar satunggil
Anama Ajar Subrata
Pan arsa methuk lampahe
Maring Sang Prabu Jayabaya
Ratu kang namur lampah
Tur titis Bathara Wisnu
Njalma Prabu Jayabaya

Dadya Sang Jayabaya ji
Waspada reh samar samar
Kinawruhan sadurunge
Lakune jagad karana
Tindake raja raja
Saturute laku putus
Kalawan gaib sasmita

Yen Islama kadi Nabi
Ri Sang aji Jayabaya
Cangkrameng ardi wus suwe
Apanggih lawan ki Ajar
Ajar ing gunung Padhang
Awindon tapane guntur
Dadi barang kang cinipta

Gupuh methuk ngacarani
Wus tata denya alenggah
Ajar angundang endhange
Siji nyunggi kang rampadan
Isine warna warna
Sapta warna kang sesuguh
Kawolu lawan ni endang

Juwadah kehe satakir
Lan bawang putih satalam
Kembang melathi saconthong
Kalawan getih sapitrah
Lawan kunir sarimpang
Lawan kajar sawit iku
Kang saconthong kembang mojar

Kawolu endang sawiji
Ki Ajar pan atur sembah
"Punika sugataningong
Katura dhateng paduka"
Sang Prabu Jayabaya
Awas denira andulu
Sedhet anarik curiga

Ginoco ki Ajar mati
Endange tinuweg pejah
Dhuwung sinarungken age
Cantrike sami lumajar
Ajrih dateng sang nata
Sang Rajaputra gegetun
Mulat solahe kang rama

Arsa matur putra ajrih
Lajeng kondur sekaliyan
Sapraptanira kedhaton
Pinarak lan ingkang putra
Sumiwi munggweng ngarsa
Angandika Sang a Prabu
Jayabaya mring kang putra

"heh putraingsun ta kaki"
Sira wruh solahing Ajar
Adosa mring guruningwang
Jeng Sultan Maolana
Ngali Samsujen ta iku
Duk maksih sami nom noman

Pan iku uwis winejang
Mring guru Pandhita Ngali
Rasane kitab Musarar
Iya padha lawan mami
Nanging anggelak janji
Cupet lelakoning ratu
Iya ing tanah Jawa
Ingsun pan wus den wangeni
Kari loro kaping telune ta ingwang

Yen wis anitis ping tiga
Nuli ana jaman maning
Liyane panggaweningwang
Apan uwus den wangeni
Mring pandhita ing nguni
Tan kena gingsir ing besuk
Apan talinambangan
Dene Maolana Ngali
Jaman catur semune segara asat

Mapan iku ing Jenggala
Lawan iya ing Kediri
Ing Singasari Ngurawan
Patang ratu iku maksih
Bubuhan ingsun kaki
Mapan ta durung kaliru
Negarane raharja
Rahayu kang bumi bumi
Pan wus wenang anggempur kang dora cara

Ing nalika satus warsa
Rusake negara kaki
Kang ratung patang negara
Nuli salin alam malih
Ingsun nora nduweni
Nora kena milu milu
Pan ingsun wus pinisah
Lan sedulur bapa kaki
Wus ginaib prenahe panggonan ingwang

Ana sajroning kekarah
Ing tekene guru mami
Kang nama raja Pandhita
Sultan Maolana Ngali
Samsujen iku kaki
Kawruhana ta ing mbesuk
Saturun turunira
Nuli ana jaman maning
Anderpati arane Kalawisesa

Apan sira linambangan
Sumilir kang naga kentir
Semune liman pepeka
Pejajaran kang negari
Ilang tingkahing becik
Nagara kramane suwung
Miwah yudanegara
Nora ana anglabeti
Tanpa adil  satus taun nuli sirna

Awit perang padha kadang
Dene pametune bumi
Wong cilik pajeke emas
Sawab ingsun den suguhi
Marang si Ajar dhingin
Kunir sarimpang ta ingsun
Nuli asalin jaman
Majapahit kang nagari
Iya iku Sang a Prabu Jayabaya

Jejuluki Sri Narendra
Peparab Sang Rajapati
Dewanata alam ira
Ingaran Anderpati
Samana apan nenggih
Lamine sedasa windu
Pametuning nagara
Wedale arupa picis
Sawab ingsun den suguhi mring si Ajar

Juwadah satakir iya
Sima galak semu nenggih
Curiga kethul kang lambang
Sirna salin jaman maning
Tanah Gelagahwangi
Pan ing Demak kithanipun
Kono ana agama
Tetep ingkang amurwani
ajejuluk Diyati Kalawisaya

Swidak gangsal taun sirna
Pan jumeneng Ratu adil
Para wali lan pandhita
Sadaya pan samya asih
Pametune wong cilik
Ingkang katur marang Ratu
Rupa picis lan uwang
Sawab ingsun den suguhi
Kembang mlathi mring ki Ajar gunung padhang

Kaselak kampuhe bedhah
Kekesahan durung kongsi
Iku ana jaman dyan sirna
Nuli ana jaman maning
Kalajangga kang nami
Tanah Pajang kuthanipun
Kukume telad Demak
Tan tumurun marang siwi
Tigangdasa enem taun nuli sirna

Semune lambang Cangkrama
Putung ingkang watang nenggih
Wong ndesa pajege sandhang
Picis ngsun den suguhi
Iya kajar sauwit
Marang si Ajar karuhun
Nuli asalin jaman
Ing Mataram kang nagari
Kalasakti Prabu Anyakrakusumo

Kinalulutan ing bala
Kuwat prang ratune sugih
Keringan ing nungsa Jawa
Tur iku dadi gegenti
Ajar lan para wali
Ngulama lan para nujum
Miwah para pandhita
Kagelung dadi sawiji
Ratu dibya ambeg adil paramarta

Sudibya aparu krama
Alus sabaringing budi
Wong cilik wadale reyal
Sawab ingsun den suguhi
Arupa bawang putih
Mring ki Ajar iku mau
Jejuluke negara
Ratune ingkang miwiti
Surakalpa semune lintang sinipat

Nuli kembang sempol tanpa
Modin sreban lambang nenggih
Panjenengan kaping papat
Ratune ingkang mekasi
Apan dipun lambangi
Kalpa sru kanaka putung
Satus taun pan sirna
Wit mungsuh  sekuthu sami
Nuli ana nakoda dhateng merdagang

Iya aneng tanah Jawa
Angempek tanah sethithik
Lawas lawas tumut aprang
Unggul sasolahe nenggih
Kedhep neng tanah Jawi
wus ngalih jamanireku
Maksih turun Mataram
Jejuluke kang negari
Nyakrawati kedhatone tanah Pajang

Ratu abala bacingah
Keringan ing nuswa Jawi
Kang miwiti dadi raja
Jejuluke Layon Keli
Semu satriya brangti
Iya nuli salin ratu
Jejuluke sang nata
Semune kenya musoni
Nora lawas nuli salin panjenengan

Dene jejuluke nata
Lung gadung rara nglingkasi
Nuli salin gajah meta
Semune tengu lelaki
Sewidak warsa nuli
Ana dhawuhing bebendu
Kelem negaranira
Kuwur tataning negari
Duk semana pametune wong ing ndesa

Dhuwit anggris lawan uwang
Sawab ingsun den suguhi
Rupa getih mung sapitrah
Nuli retu kang nagari
Ilang barkating bumi
Tatane Parentah rusuh
Wong cilik kesrakatan
Tumpa tumpa kang bilahi
Wus pinesthi nagri tan kena tinambak

Bojode ingkang negara
Narendra pisah lan abdi
Prabupati sowang sowang
Samana ngalih nagari
Jaman Kutila genti
Kara murka ratunipun
Semana linambangan
Dene Maolana Ngali
Panji loro semune Pajang Mataram

Nakoda melu wasesa
Kaduk bandha sugih wani
Sarjana sirep sadaya
Wong cilik kawelas asih
Mah omah bosah basih
Katarajang maraga agung
Panji loro dyan sirna
Nuli Rara ngangsu sami
Randha loro nutupi pijer tetukar

Tan kober paes sarira
Sinjang kemben tan tinolih
Lajengipun sinung lambang
Dene Maolana Ngali
Samsujen Sang a Yogi
Tekane Sang Kala Bendhu
Ing Semarang Tembayat
Sasmitane lambang kan kocap punika

Dene pajege wong ndesa
Akeh warnanira sami
Lawan pajeg mundak mundak
Yen panen datan maregi
Wuwuh suda ing bumi
Wong dursila saya ndarung
Akeh dadi durjana
Wong gedhe atine jail
Mundhak tahun mundhak bilaining praja

Kukum lan yuda nagara
Pan nora na kang nglabeti
Salin salin kang parentah
Aretu patraping adil
Kang bener bener kontit
Kang bandhol bandhol pan tulus
Kang lurus lurus rampas
Setan mindha wahyu sami
Akeh lali mring Gusti miwah wong tuwa

Ilang kawiranganingdyah
Sawab ingsun den suguhi
Mring ki Ajar gunung Padang
Arupa endang sawiji
Samana den etangi
Jaman sewu pitung atus
Pitung puluh pan iya
Wiwit prang tan na ngaberi
Nuli ana lambang negara rengka

Akeh ingkang gara gara
Udan salah mangsa prapti
Akeh lindhu lan grahana
Dalajate salin salin
Pepati tanpa aji
Anutug ing jaman sewu
Wolung atus ta iya
Tanah Jawa pothar pathir
Ratu Kara Murka Kuthila pan sirna

Dene besuk nuli ana
Tekane kang Tunjung putih
Semune Pudhak kasungsang
Bumi Mekah dennya lair
Iku kang angratoni
Jagad kabeh ingkang mengku
Juluk Ratu Amisan
Sirep musibating bumi
Wong nakoda milu manjing ing samuwan

Prabu tusing waliyulah
Kadhatone pan kekalih
Ing Mekah ingkang satunggal
Tanah Jawi kang sawiji
Prenahe iku kaki
Perak lan gunung Perahu
Sakulone tempuran
Balane samya jrih asih
Iya iku ratu rinengggeng sajagad

Kono ana pangapura
Ajeg kukum lawan adil
Wong cilik pajege dinar
Sawab ingsun den suguhi
Iya kembang saruni
Mring ki Ajar iku mau
Ing nalika semana
Mulya jenenging narpati
Tur abagus eseme lir madu puspa

Langkung arja jamane narpati
Nora nana pan ingkang nanggulang
Wong desa iku pajeg sewu
Pan sinuda dening Narpati
Mung metu satus dinar
Mangkana winuwus
Jamanira pan pinetang
Apan sewu wolungatus anenggih
Ratune nuli sirna

Ilang tekan kadhatone sami
Nuli Rusak iya nungsa Jawa
Nora karuwan tatane
Pra nayaka sadarum
Miwah manca negara sami
Pada sowang sowangan
Mangkana winuwus
Mangka Allahu Tangala
Anjenengken Sang Ratu Asmarakingkin
Bagus maksih taruna

Iku mulih jenenge Narpati
Wadya punggawa sujud sadaya
Tur padha rena prentahe
Kadhatone winuwus
Ing Kediri ingkang satunggil
Kang siji tanah Ngarab
Karta jamanipun
Duk semana pan pinetang
Apan sewu lwih sangan atus anenggih
Negaranira rengka

Wus ndilalah kersaning Hyang Widhi
Ratu Peranggi anulya prapta
Wadya tambuh wilangane
Prawirane kalangkung
Para ratu kalah ngajurit
Tan ana kang nanggulang
Tanah Jawa gempur
Wus jumeneng tanah Jawa
Ratu Prenggi ber budi kras anglangkungi
Tetep neng tanah Jawa

Enengena Sang Nateng Parenggi
Prabu ing Rum ingkang ginupita
Lagya siniwi wadyane
Kya patih munggweng ngayun
Angandika Sri Narapati
"heh patih ingsun myarsa"
Tanah Jawa iku
Ing mangke ratune sirna
Iya perang klawan Ratu Parenggi
Tan ana kang nanggulang

Iku patih mengkata tumuli
Anggawa ta sabalanira
Poma tundungen den age
Yen nora lunga iku
Nora ingsun lilani mulih
ki patih sigra budal
Saha balanipun
Ya ta prapta Tanah Jawa
Raja Prenggi tiundhung dening ki patih
Sirna sabalanira

Nuli rena manahe wong cilik
Nora ana kang budi sangsaya
Sarwa murah tetukone
Tulus ingkang tinandur
Jamanira den jujuluki
Gandrung gandrung neng marga
Andulu wong gelung
Kekendon lukar kawratan
Keris parung dolen tukokeno nuli
Campur bawur mring pasar

Sampun tutug kalih ewu warsi
Sunya ngegana tanpa tumingal
Ya meh tekan dalajate
Yen Kiamat puniku
Ja majuja tabatulihi
Anuli larang udan
Angin topan rawuh
Tumangkeb sabumi alam
Saking kidul wetan ingkang andatengi
Ambedol ponang arga

12.4.11

SERAT WEDHATAMA

A. Mingkar Mingkuring Angkara

Mingkar mingkuring angkara
Akarana karenan mardi siwi
Sinawung resmining kidung
Sinuba sinukarta
Mrih kretarta pakartining ngelmu luhung
Kang tumrap neng tanah Jawa
Agama ageming aji

Jinejer neng Wedhatama
Mrih tan kemba kembenganing pambudi
Mangka nadyan tuwa pikun
Yen tan mikani rasa
Yekti sepi asepa lir sepah samun
Samangsa pasamuan gonyak ganyuk nglilingsemi

Nggugu karsane priyangga
Nora nganggo peparah lamun angling
Lumuh ingaran balilu
Uger guru aleman
Nanging janma ingkang wus waspadeng semu
Sinamun ing samudana
Sesadon ingadu manis

Si pengung nora nglegewa
Sangsayarda denira cacariwis
Ngandhar-andhar angendhukur
Kandhane nora kaprah
Saya elok alangka longkanganipun
Si wasis waskitha ngalah
Ngalingi marang si pengging

Mangkono ngelmu kang nyata
Sanyatane mung weh reseping ati
Bungah ingaranan cubluk
Sukeng tyas yen denina
Nora kaya si punggung anggung gumrunggung
Ugungan sadina dina
Aja mangkono wong urip

Uripe sepisan rusak
Nora mulur nalare ting saluwir
Kadi ta guwa kang sirung
Sinerang ing maruta
Gumarenggeng anggereng anggung gumrunggung
Pindha padhane su mudha
Prandene paksa kumaki

Kikisane mung sapala
Palayune ngendelken yayah wibi
Bangkit tur bangsaning luhur
Lha iya ingkang rama
Balik sira sarawungan bae durung
Mring atining tata krama
Nggon anggon agama suci

Socaning jiwangganira
Jer katara lamun pocapan pasthi
Lumuh asor kudu unggul
Semengah sesongaran
Yen mangkono kena ingaran katungkul
Karem ing reh kaprawitan
Nora enak iku kaki

Kekerane ngelmu karang
Kekarangan saking bangsaning gaib
Iku boreh paminipun
Tan rumusuk ing jagad
Amung aneng sajabaning daging kulup
Yen kapengkok pancabaya
Ubayane mbalenjani

Marma ingkang sabisa-bisa
Bebasane muriha tyas basuki
Puruitaa kang patut
Lan traping angganira
Ana uga angger ugering kaprabun
Abon aboning panembah
Kang kambah ing siyang ratri

Iku kaki takokena
Marang para sarjana kang martapi mring tapaking tepa tulus
Kawawa  nahen hawa
Wruhanira mungguh sanyataning ngelmu
Tan mesthi neng janma wredha
Tuwin mudha sudra kaki

Sapantuk wahyuning Allah
Gya dumilah mangkulah ngelmu bangkit
Bangkit mikat reh mangukut
Kukutaning jiwangga
Yen mengkono kena sinebut wong sepuh
Lire sepuh sepi hawa
Awas roronong atunggil

Tan samar pamorong sukma
Sinuksmaya Winahya ing ngasepi
Sinimpen telenging kalbu
Pambukaning warana
Tarlen saking liyep layaping aluyup
Pindha pesating sumpena
Sumusuping rasa jati

Sejatine kang mangkana
Wus kakenan nugrahing Hyang Widhi
Bali alaming ngasuwung
Tan karem karameyan
Ingkang sipat wisesa winisesa wus
Mulih mula mulanira
Mulane wong anom sami

B. Nulada Laku Utama

Nulada laku utama
Tumrape wong Tanah Jawi
Wong agung ing Ngeksiganda
Panembahan Senapati
Kepati amarsudi
Sudane hawa lan nepsu
Pinesu tapa brata
Tanapi ing siyang ratri
Amamangun karyenak tyasing sasana

Samangsane pasamuwan
Mamangun marta martani
Sinambi ing saben mangsa
Kala kalaning asepi
Lelana teka-teki
Nggayuh geyonganing kayun
Kayungyun enining tyas
Sanityasa pinrihatin
Puguh panggah cegah dhahar lawan nendra

Saben mendra saking wisma
Lelana laladin sepi
Ngingsep sepuhing supana
Mrih pana pranaweng kapti
Tis tising tyas marsudi
Mardawaning budya tulus
Mesu reh kasudarman
Neng tepining jala nindhi
Sruning brata kataman wahyu dyatmika

Wikan mengkoning samodra
Kederan wus den ideri
Kinemat kamot hing driya
Rinegan segegem dadi
Dumaya angratoni
Nenggih kangjeng Ratu Kidul
Ndedel nggayuh nggegana
Umara marak maripih
Sor prabawa lan wong agung
Ngeksiganda

Dahat denira aminta
Sinupeket pangkat kanthi
Jroning alam palimunan
Ing pasaban saben sepi
Sumanggem anyanggemi
Ing karsa kang wus tinamtu
Pamrihe mung aminta
Supangate teka-teki
Nora ketang teken janggut suku jaja

Prajanjine abipraya
Saturun turuning wuri
Mengkono trahing ngawirya
Yen amasah mesu budi
Dumadya glis dumugi
Iya ing sakarsanipun
Wong agung Ngeksiganda
Trah tumerah dharahe padha wibawa

Ambawani Tanah Jawa
Kang padha jumeneng aji
Satriya dibya sumbaga
Tan lyan trahing Senapati
Pan iku pantes ugi
Tinelad labetanipun
Ing sakuwasanira
Enake lan jaman mangkin
Sayektine tan bisa ngepleki kuna

Lowung kalamun tinimbang
Ngaurip tanpa prihatin
Nanging ta ing jaman mangkya
Pra mudha kang den karemi
Manulad nelad Nabi
Nayakengrat Gusti Rasul
Anggung ginawa umbag
Saben seba mampir masjid
Ngajab ajab mukjijad tibaning drajad

Anggung anggubel sarengat
Saringane tan den wruhi
Dalil dalaling ijemak
Kiyase nora mikani
Ketungkul mungkul sami
Bengkrakan mring mesjid agung
Kalamun maca kutbah
Lelagone Dandanggendis
Swara arum ngumandhang cengkok palaran

Lamun sira paksa nulad
Tuladhaning Kangjeng Nabi
O ngger kadohan panjangkah
Wateke tan betah kaki
Rehne ta sira Jawi
Sathithik bae wus cukup
Aywa guru aleman
Nelad kas ngepleki pekih
Lamun pengkuh pangankah yekti karahmat

Nanging enak ngupa boga
Rehne ta tinitah langip
Apata suwiteng Nata
Tani tanapi agrami
Mangkono mungguh mami
Padune wong dahat cubluk
Durung wruh cara Arab
Jawaku bae tan ngenting
Parandene paripaksa mulang putra

Saking duk maksih taruna
Sadhela wus anglakoni
Aberag marang agama
Maguru anggering kaji
Sawadine tyas mami
Banget wedine ing mbesuk
Pranatan ngakir jaman
Tan tutug kaselak ngabdi
Nora kober sembahyang gya tinimbalan

Marang ingkang asung pangan
Yen kasuwen den dukani
Abubrah bawur tyas ingwang
Lir kiyamat saben ari
Bot Allah apa Gusti
Tambuh tambuh solahingsun
Lawas lawas nggraita
Rehne ta suat priyayi
Yen mamridha dadi kaum temah nistha

Tuwin ketip suragama
Pan ingsun nora winaris
Angur baya ngantepana
Pranatan wajibing urip
Lampahan angluluri
Kuna kumunanira
Kongsi tumekeng samangkin
Kikisane tan lyan amung ngupa boga

Bonggan kan tan merlokena
Mungguh ugering ngaurip
Uripe lan tri prakara
Wirya arta tri winasis
Kalamun kongsi sepi
Saka wilangan tetelu
Telas tilasing jati aking
Temah papa papariman ngulandara

Kang wus waspada ing patrap
Mangayut ayat winasis
Wasana wosing jiwangga
Melok tanpa aling aling
Kang ngalingi kalingking
Weganing rasa tumlawung
Keksi saliring jaman
Angelangut tanpa tepi
Yeku aran tapaking Hyang Sukma

Mangkono janma utama
Tuman tumanem ing sepi
Ing saben rikala mangsa
Masah amemasuh budi
Laire anetepi
Ing reh kasatriyanipun
Susila anor raga
Wignya met tyasing sesami
Yeku aran wong barek berag agama

Iang jaman mengko pan ora
Arahe para taruni
Yen antuk tuduh kang nyata
Nora pisan den lakoni
Banjur njujurkenkapti
Kakekne arsa winuruk
Ngendelken gurunira
Pandhitane praja sidik
Tus wus manggon pamucunge mring makripat
C.Ngelmu Kalakone Kanthi Laku

Ngelmu iku kalakone kanthi laku
Lekase lawan kas
Tegese kas nyantosani
Setya budya pangekese dur angkara

Angkara gung
Neng angga anggung gumulung
Gegolonganira
Triloka lekere kongsi
Yen den umbar ambabar dadi rubeda

Beda lamun kang wus sungsem reh ngasamun
Semune ngaksama
Sasamane bangsa sisip
Saewa sareh saking Mardi martatama

Taman limut
Durgameng tyas kang weh limput
Kerem ing karamat
Karana karoban ing sih
Sihing sukma ngrebda saardi gengira

Yeku patut tinulad tulad tinurut
Sapituduhira, aja kaya jaman mangkin
Keh pra mudha mudhi dhiri rapal makna

Durung pecus kesusu kaselak besus
Amaknai rapal, kaya sayid weton Mesir
Pendhak pendhak angendhak gunaning janma

Kang kadyeku, kalebu wong ngaku aku
Akale alangka
Elok Jawane denmohi
Paksa langkah ngangkah met kawruh ing Mekah

Nora weruh, rosing rasa kang rinuwuh
Lumeketing angga
Anggere padha marsudi
Kana kene kaanane nora beda

Uger lugu, den ta mrih pralebdeng kalbu
Yen kabul kabuka
Ing drajat kajating urip
Kaya kang wus winahya sekar srinata

Basa ngelmu
Mupakate lan panemu
Pasahe lan tapa
Yen satriya tanah Jawi
Kuna kuna kang ginilut tripakara

Lila lamun kelangan nora gegetun
Trima yen ketaman
Sakserik sameng dumadi
Tri legawa nalangsa srah bathara

Bathara gung, inguger graning jajantung
Jenek Hyang wisesa
Sana pasenedan suci
nora kaya si mudha mudhar angkara

Nora uwus
Karemen anguwus uwus
Uwose tan ana
Mung janjine muring muring
Kaya buta buteng betah nganiaya

Sakeh luput, ing angga tansah linimput
linimpeting sabda
Narka  tan ana udani
Lumun ala ardane ginawang gada

Durung punjul, ing kawruh kaselak jujul
Kaseselan hawa
Cupet kapepetan pamrih
Tangeh nedya anggambuh mring Hyang Wisesa

D. Sembah Catur

Samengko ingsun tutur
Sembah catur supaya lumuntur
Dhidhin raga, cipta, jiwa rasa, kaki
ing kono lamun tinemu
Tandha nugrahing Manon

Sembah raga punika
Pakartine asarana saking warih
Kang wus lumrah limang wektu
Wantu wataking weweton

Inguni uni durung
Sinarawung wulang kang sinarung
Lagi iki bangsa kas ngetokkan anggit
Mintokken kawignyanipun
Sarengate elok elok

Thithik kaya santri Dul
Gajeg kaya santri barai kidul
Saurute Pacican pinggir pasisir
Ewon wong kang padha nggugu
Anggere padha nyalemong

Kasusu arsa weruh
Cahyaning Hyang kinira yen karuh
Ngarep arep urub arsa den kurebi
Tan wruh kang mangkono iku
Akale kaliru enggon

Yen ta janma rumuhun
Tata titi tumrah tumaruntun
Bangsa srengat tan winor lan laku batin
Dadi nora gawe bingung
Kang padha nembah Hyang Manon

Lir sarengat iku
Kena uga inganaran laku
Dhingin ajeg kapindhone ataberi
Pakolehe putraningsung
Nyenyeger badan mrih kaot

Wong seger badanipun
Otot daging kulit balung sumsum
Tumrah ing rah memarah antenging ati
Antenging ati nunungku
Angruwat ruweding batos

Mangkono mungguh ingsun
Ananing ta sarehe asnafun
Beda beda panduk panduming dumadi
Sayekti nora jumbuh
Tekad kang padha linakon

Nanging ta paksa tutur
Rehne tuwa tuwa se mung catur
Bok lumuntur lantaraning reh utami
Sing sapa temen tinemu
Nugraha geming kaprabon

Samengko sembah kalbu
Yen lumintu uga dadi laku
Laku agung kang kagungan Narapati
Patitis tetesing kawruh
Meruhi marang kan momong

Sucine tanpa banyu
Mung nyunyuda mring hardaning kalbu
Pambukane tata titi ngati ati
Atetep telate atul
Tuladha marang waspaos

Mring jatining pandulu
Panduk ing ndon dedalan satuhu
Lamun lugu legutaning reh maligi
Lageane tumalawung
Wenganing alam kinaot

Yen wus kambah kadyeku
Sarat sareh saniskareng laku
Kalakone saka eneng ening eling
Ilanging rasa tumlawung
Kono adiling Hyang Manon

Gagare nggugar kayun
Tan kayungyun mring ayuning kayun
Bangsa anggit yen ginigit nora dadi
Marma den awas den emut
Mring pamurunging lelakon

Samengko kang tinutur
Sembah katri kang sayekti katur
Mring Hyang Sukma sukmanen saari ari
Arahen dipun kacakup
Sembaling jiwa sutengong

Sayekti luwih perlu
Inganaran pepuntoning laku
Kalakuwan tumrap kang bangsaning batin
Sucine lan awas emut
Mring alaming lama maot

ruktine ngangkah ngukut
Ngiket ngruket triloka kakukut Jagad agung ginulung lan jagad alit
Den kandel kumadel kulup
Mring kelaping alam kono

Keleme mawi limut
Kalamatan jroning alam kanyut
Sanyatane iku kanyatan kaki
Sejatine yen tan emut
Sayekti tan bisa awor

Pamete saka luyut
Sarwa sareh saliring pangayut
Lamun yitna kayitnan kang miyatani
Tarlen mung pribadinipun
Kang katon tinonton kono

Nging Aywa salah surup
Kono ana sajatining urub
Yeku urub pangarep uriping budi
Sumirat sirat narawung
Kadya kartika katonton

Yeku wenganing kalbu
Kabukane kang wengku winengku
Wewengkone wis kawengku neng sireki
Nging sira uga kawengku
Mring kang pindha kartika byor

Samengko ingsun tutur
Gantya sembah ingkang kaping catur
Sembah rasa karasa wosing dumadi
Dadine wis tanpa tuduh
mung kalawan kasing batos

Kalamun durung lugu
Aja pisan wani ngaku aku
Antuk siku kang mengkono iku kaki
Kena uga wenang muluk
Kalamun wus padha melok

Meloke ujar iku
Yen wus ilang sumelanging kalbu
Amung kandel kumandel marang ing takdir
Iku den awa den emut
Den memet yen arsa momot

Pamoting ujar iku
Kudu santosa ing budi teguh
Sarta sabar tawakel legaweng ati
Trima lila ambeg sadu
Weruh wekasing dumados

Sabarang tindak tanduk
Tumindake lan sakadaripun
Den ngaksama kasisipaning sesami
Sumimpangan ing laku dur
Hardaning budi kang ngrodon

Dadya wruhiya dudu
Yeku minangka pandaming kalbu
ingkang buka ing kijab bullah agaib
Sesengkeran kang sinerung
Dumunung telenging batos

Rasaning urip iku
Krana momor pamoring sawujud
Wujuddollah sumrambah ngalam sakalir
Lir manis kalawan madu
Endi arane ing kono

Endi manis endi madu
Yen wis bisa nuksmeng pasang semu
Pasamoning hebing kang Maha Suci
Kasikep ing tyas kacakup
Kasat mata lair batos

Ing batin tan kaliru
Kedhap kilap liniling ing kalbu
Kang minangka colok celaking Hyang Widhi
Widadaning budi sadu
Pandak panduking liru nggon

Nggonira mrih tulus
Kalaksitaning reh kang rinuruh
Nggyanira mrih wiwal warananing gaib
Paranta lamun tan weruh
Sasmita jatining endhog

Putih lan kuningpun
Lamun arsa titah teka mangsul
Dene nora mantra mantra yen ing lair
bisa aliru wujud
Kadadeyane ing kono

Istinganah tan metu
Lawan istingarah tan lumebu
Dene ing jro wekasane dadi njawi
Raksana kang tuwajuh
Aja kongsi kabasturon

Karana yen kebanjur
Kajantaka tumekeng saumur
Tanpa tuwasyen tiwasa ing dumadi
Dadi wong ina tan weruh
Dheweke den anggep dhayoh

E.Eling Lukitaning Dumadi

Mangka kanthining tumuwuh
Salami mung awas eling
Eling lukitaning dumadi
Supadi nir ing sangsaya
Yeku pangreksaning urip

Marma den taberi kulup
Angulah lantiping ati
Rina wengi den anedya
Pandak panduking pambudi
Bengkas kahadaning driya
Supaya dadya utami

Pangasahe sepi samun
Aywa esah ing salami
Samangsa wis kawistara
Lalandhepe mingis mingis
Pasah wukir reksamuka
Kekes srabedaning budi

Dene awas tegesipun
Weruh warananing urip
Miwah wisesaning tunggal
Kang atunggil rina wengi
Kang mukitan ing sarkasa
Gumelar ngalam sakalir

Aywa sembrana ing kalbu
Wawasen wuwus sireki
ing kono yekti karasa
Dudu ucape pribadi
Marma den sembadeg sedya
Wewesen praptaning uwis

Sirnakna semanging kalbu
Den waspada ing pangeksi
Yeku dalaning kasidan
Sinuda saka sathithik
Pamothating nafsu hawa
Linalantih mamrih titih

Aywa mematuh nalutuh
Tanpa tuwas tanpa kasil
Kasalibuk ing srabeda
Marma dipun ngati ati
Urip keh rencananira
Sambekala den kaliling

Umpamane wong lumaku
Marga gawat den liwati
Lamun kurang ing pangarah
Sayekti karendhet ing ri
Apese kasandhung padhas
Babak bundhas anemahi

Lumrah bae yen kadyeku
Atetamba yen wus bucik
Duweya kawruh sabodhag
Yen tan nartani ing kapti
Dadi kawruhe kinarya
Ngupaya kasil lan melik

Meloke yen arsa muluk
Muluk ujare lir wali
Wola wali nora nyata
Anggepe pandhita luwih
Kaluwihane  tan ana
Kabeh tandha tandha sepi

Kawruhe mung ana wuwus
Wuwuse gumaib gaib
Kasliring thithik tan kena
Mancereng alise gathik
Apa pandhita antiga
Kang mangkono iku kaki

Mangka ta kang aran laku
Lakune ngelmu sajati
Tan panasten nora jail
Tan njurungi ing kahardan
Amung eneng mamrih ening

Kaunanging budi luhung
Bangkit ajur ajer kaki
Yen mangkono bakal cikal
Thukul wijining utami
Nadyan bener kawruhira
Yen ana kang ngulayani

Tur kang ngulayani iku
Wus wruh yen kawruhe nempil
Nanging laire angalah
Katingala angemori
Mung ngenaki tyasing liyan
Aywa esak Aywa serik

Yeku ilapating wahyu
Yen yuwana ing salami
Marga wimbuh ing nugraha
Saking heb Kang Maha Suci
Cinancang pucuking cipta
Nora ucul ucul kaki

Mangkono ingkang tinamtu
Tampa nugrahing Widhi
Marma ta kulup den bisa
Mbusuki ujaring janmi
Pakoleh lair batinnya
Iyeku budi premati

Pantes tinulad tinurut
Laladane mrih utami
Utama kembanging mulya
Kamulyaning jiwa dhiri
Ora ta yen ngeplekana
Lir leluhur nguni uni

Ananging ta kudu kudu
Sakadarina pribadi
Aywa tinggal tutuladan
Lamun tan mangkono kaki
Yekti tuna ing tumitah
Poma kaestokna kaki