Menjelang akhir
Dinasti Ming, perampok “Da shing King , Li Zi cheng (dan anak
buahnya berencana menyerah kota Kaifeng salah satu Kota yang
sangat besar waktu itu. Da shing King berdiskusi dengan para
penasehatnya :
“ Da Shing King , jika kita tidak segera menyerbu kota, kita akan segera kehabisan
perbekalan” Kata penasehatnya kepada Da Shi King
“ Kai Feng adalah kota besar. Jika kita menyerang akan banyak orang yang terbunuh..” Kata Da Shi King
“Aku ada ide, aku akan menyelinap ke kota untuk melihat situasi sebelum kita bertindak” Usul Li Zi Cheng .
Beberapa hari
setelah itu Li Zi Cheng masuk ke kota menyamar sebagai penjual
beras. berbagai macam keadaan terjadi di dalam koya, Para prajurit
ternyata sudah mempersiapkan diri, mempersiapkan untuk pertempuran. Li
Zi Cheng) berjalan terus masuk ke dalam kota, lalu ia mendengar
isu – isu dan percakapan tentang rakyat.
“ Aku mendengar Da Shi King punya alis merah dan bermata hijau “
“ Bila dia lewat rumput pun tidak akan tumbuh ……………….. “
“ Dia membunuh orang tanpa pandang bulu, seperti menghancurkan kacang dan mengiris labu saja. “ Kata masyarakat di dearah sana.
“ Bila dia lewat rumput pun tidak akan tumbuh ……………….. “
“ Dia membunuh orang tanpa pandang bulu, seperti menghancurkan kacang dan mengiris labu saja. “ Kata masyarakat di dearah sana.
Li Zi Cheng pun berfikir bagaimana cara menghilangkan isu – isu buruk yang beredar
di masyarakat tersebut. Lalu tidak lama setelah itu, dia ikut
perbincangan dalam segerombolan orang di dearah tersebut. Li Zi Cheng
(李自成) beramah tamah dan mengaku bahwa ia pernah melihat Da Shing King,
Ia menjelaskan bahwa Da Shing King adalah manusia biasa, beliau selalu
memikirkan orang miskin, dan selalu membagikan uang kepada orang –
orang miskin.
Ternyata
segerombolan orang tersebut menanggapinya dengan antusias. Tetapi
mereka ketakutan seandainya Da Shi King masuk kota pada malam hari
dan salah membunuh orang. Lalu Li Zi cheng mengakatakan kepada
mereka “ letakkan lentara merah pada rumah kalian siang dan malam, jika
komplotan Da Shing King melihat lentera merah, dia akan tahu kalau itu
rumah orang miskin.” Setelah merencanakan semuanya itu Li Zi Cheng
kembali ke markas. Untuk merencanakan strategi penyerangan yang
akan di gunakan.
Mendengat bahwa Da
Shing King akan segera menyerang kota, Pemerintah kota Kai Feng
(segera mengambil tindakan. Ia membuka bendungan air sungai untuk
menyingkirkan pasukan Da Shing King. Tetapi tindakan tersebut juga
menghancurkan rumah – rumah orang di sekitar sana.
Rumah – rumah orang kaya maupun miskin di lahap oleh air. Rakyat kecil yang masih percaya bahwa Da Shing King akan menyelamatkan mereka, naik ke atap rumahnya dengan membawa lentara merah. Tidak lama setelah itu para pasukan Da Shing King bersama dengan perahu – perahu, pergi menyelamatkan masyarakat yang membawa lentera merah bersama dengannya.
Rumah – rumah orang kaya maupun miskin di lahap oleh air. Rakyat kecil yang masih percaya bahwa Da Shing King akan menyelamatkan mereka, naik ke atap rumahnya dengan membawa lentara merah. Tidak lama setelah itu para pasukan Da Shing King bersama dengan perahu – perahu, pergi menyelamatkan masyarakat yang membawa lentera merah bersama dengannya.
Untuk memperingati
Da Shing King menyelamatkan rakyat kecil, sejak saat itu masyarakat
cina biasanya menggantungkan lentera merah pada acara – acara khusus
biasa nya pada Tahun Baru.